Senin, 08 April 2013

The President was scheduled to reaceive The Secretariat General of ASEAN

Monday, April 08, 2013

Jakarta - The President of Susilo Bambang Yudhoyono was scheduled to receive the visit of the new of  Secretariat of General of ASEAN, Le Luong Minh at The Presidential Office Jakarta.

Le Luong Minh was ever to have been a Deputy of The Foreign Minister of Vietnam and he was changing The Secretariat General of ASEAN, Mr. Surin Pitsuwan from Thailand on January 9, 2013.

When Position Handover, Le promised that he would like to continue the achievement of ASEAN for 46 years and finished The Program of ASEAN to be a Community on 2015. 

One of the major concern others of Le is to encourage Ethic Code Negotiation at Southern China Sea.

The President will accept the visit of Le at 14.00 WIB.



Source: http: //www.antaranews.com/berita/367626/presiden-dijadwalkan-trerima-sekjen-asean. 

Rabu, 06 Maret 2013

TAUSIAH

Ass.wr.wb, 

Hi, sy hanya ingin sedikit sharing tentang diri kita sebagai seorang ibu, sebagai orang tua dan yang dituakan di rumah. Memang sulit sekali untuk menjadi orang tua seperti orang tua kita dulu yang penuh dengan kedewasaan, mengenyampingkan ego masing-masing, mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayangnya terhadap anak-anaknya, meskipun mereka kadang nggak punya uang, akan tetapi tetap diada-adakan, meskipun dengan hutang. Itulah hidup, yang kadang kita sebagai orang tua muda kurang menyadari betapa pentingnya ilmu agama dibanding ilmu-ilmu keduniawian.

Sekali lagi, sehebat apapun perlindungan, penjagaan, proteksi terhadap anak-anak kita, siapa pula yang mampu 24 jam mengawasi? Sehebat apapun kita kemudian mengajarkan anak kita, termasuk ketika dititip ke Pesantren yang notabene, 24 jam pengawasan, pasti ada lengahnya, ada cacatnya sistem pengawasan dan pengajaran. Menurut saya sebaik-baiknya ikhtiar yang sempurna, ya hanya kepada Allah swt. Memang kelihatannya koq agak lebay, tapi hanya itu menurut saya, akan tetapi yang sering kita temui pada orang tua2 muda jaman sekarang, mereka lebih memilih jalan pintas, jalan yang praktis, tidak mau repot alasannya, yaitu dengan menempuh jalur alternatif alias perdukunan yang saya pikir kadang membuahkan hasil kalau sedang beruntung, tetapi hanya sementara. Sesudah itu kita harus cari lagi dan cari lagi alternatif lain, semua itu dilakukan hanya untuk anak-anak kita, kadang untuk pasangan kita, tapi setelah dipikir-pikir semua itu percuma, mereka hanya bantuan sesaat dan tidak abadi sifatnya. Padahal intinya cuma tuangkan di atas sajadah segala kekhawatiran kita tentang anak-anak kita, dan apa yang diinginkan oleh kita untuk anak-anak kita kelak. Terkadang kita sebagai orang tua menunjukkan ego terhadap anak dalam memberikan perhatian haknya untuk tumbuh sebagai anak dan remaja.

Subhanallah, dengan demikian, maka ringanlah hati saya, legalah perasaan. Manakala Allah maha kuasa dan maha mendengar segala keluhan kita, termasuk tentang anak kita. Banyak bacot, banyak usaha, ga akan juga membuahkan hasil jika kita lepas dari Allah. Asli. Utamanya dalam urusan yang sedang diomongkan ini, urusan anak. Saya sharing sbb saya yakin, banyak orang tua yang ngadepin persoalan yang sama dengan kami. He,he,he, padahal mungkin saya dan suami doangan yang ngadepin persoalan anak. Yah, sederhana mulai dari anak males bangun, males mandi, males baca, males belajar, tidur susah, bangun susah, shalat susah, n terkadang disuruh ngajipun susah. Ampe makan juga susah. Training ini, training itu sudah diikuti oleh ayah, ibu muda, eh anak belum sempat gede, dia sebagai orang tua udah cerai duluan, he, he, he. Maaf ya pembaca....

Memang pada kenyataannya orang-orang tua zaman dulu, banyak nangisnya di hadapan Allah, mereka banyak puasanya untuk kita. Mereka banyak shalat malamnya & banyak doanya. Mereka juga kadang suka ngadain sedekah untuk kita, baik kita tau, maupun diem2.Kadang langsung berhasil tapi kadang di banyak kejadian, si anak ya dpt hidayah di perjalanan sang anak. Mungkin itu sebab dari kegigihan orang tua terhadap anaknya dalam beribadah dan berdoa sama Allah. Memang saya akui untuk jadi orang tua teladan buat anak-anak kita memang sulit sekali.Tidak seperti membalikkan telapak tangan....tapi kita harus yakin bahwa Allah akan menuntun kita untuk melalui proses yang memang sulit, tapi kita harus tetap optimis & yakin kalau kita bisa melalui proses itu dan Allah pasti akan mengabulkan doa-doa kita sebagai orang tua. Amieennnn....

Senin, 04 Maret 2013

Buku Penunjang Kegiatan Penerjemahan

1. Oxford Collocations Dictionary  (Penerbit, Oxford)

2. Oxford Advanced English Dictionary (edisi terbaru, penerbit Oxford)

3. Kamus Bahasa Indonesia - Inggris (Penerbit, Ohio University Press)

4. Tesaurus Bahasa Indonesia (Penerbit, Gramedia)

5. Advanced English Grammar in use. (Penerbit, Cambridge)

6. A Comprehensive Indonesian-English Dictionary: Second Edition (Ohio University Press)

7. Dictionary of Law (Penerbit, Peter Hodgson Collin)

8. Webster's Collegiate Dictionary (Webster)

9. In Other Words, Mona Baker (Penerbit, Routledge)

Kamis, 03 Januari 2013

Tips Membuat Soal Yang baik (Kisi-Kisi)





TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK


A.     PENDAHULUAN

Sebagai guru, kita dihadapkan pada persoalan bagaimana kita mengajar, bagaimana kita menguji dan bagaimana kita mengevaluasi/menilai kemampuan siswa. Namun ada satu hal lagi yang harus diingat, yaitu merenung. Dalam perenungan tersebut ada beberapa pertanyaan, misalnya:

ü  Berapa banyak siswa yang lulus?
ü  Soal nomor berapa yang semuanya dapat menjawab dengan benar?
ü  Soal nomor berapa yang semuanya tidak dapat menjawab dengan benar?
ü  Apakah dua hal diatas terjadi karena soal terlalu mudah atau soal terlalu
sulit?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan erat dengan aspek penilaian yang menjadi salah satu bagian penting dalam tugas keseharian seorang pengajar. Penilaian adalah memberikan nilai tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan pada menjawab pertanyaan tentang bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Dengan demikan penilaian juga diartikan sepadan dengan evaluasi. Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar biar menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat digunakan. Dapat saja informasi tentang hasil belajar itu diperoleh tanpa menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan alat ukur non tes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.


B.    PERENCANAAN TES

Tes akan menjadi berarti apabila tes tersebut terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan yang penting dan mewakili ranah pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan secara representatif. Oleh karenanya, perencanaan dalam pengujian memegang peranan yang penting. Tanpa perencanaan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan tes tersebut dapat menjadi sia-sia, bahkan mungkin akan mengganggu proses pencapaian tujuan. Setidaknya ada 6 (enam) hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tes: 2

1. Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal
Pemilihan butir soal dilakukan berdasarkan pentingnya konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang diuji dalam hubungannya dengan perannya dalam bidang studi tersebut secara keseluruhan. Biasanya bidang studi dibagi menjadi beberapa pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Tidak ada batasan jumlah butir soal untuk satu pokok bahasan/sub pokok bahasan, namun hendaknya jumlah butir soal sebanding dengan luas dan pentingnya pokok bahsan/sub pokok bahasan tersebut.

2. Tipe tes yang akan digunakan
Ada 3 macam tes yang biasa digunakan, yaitu: (1) esei, (2) objektif, dan (3) problem matematik. Anggapan yang muncul terkait bahwa suatu tipe tes lebih baik daripada tipe tes lainnya dalam mengukur ranah kognitif tertentu adalah sutau kesalahpahaman. Soal esei yang baik akan dapat mengukur ranah kognitif yang manapun seperti yang dapat diukur oleh soal obyektif yang baik, demikian juga sebaliknya. Pemilihan tipe tes yang akan digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan dan waktu yang tersedia pada penyusun tes daripada kemampuan peserta tes atau aspek yang ingin diukur.

3. Aspek yang akan diuji
Ada enam tingkatan kemampuan yang ingin diuji, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, atau yang lazim diberi simbol C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Mengingat bahwa hasil tes saat ini lebih berorientasi pada pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, maka jumlah soal yang mewakili tiga level pertama diharapkan lebih banyak dibandingkan jumlah soal untuk tiga level berikutnya yang bersifat pengembangan lebih lanjut.

4. Format butir soal
Ada berbagai format untuk tes objektif maupun esei.
a. Tes objektif: (1) benar salah (true false), (2) menjodohkan (matching), dan      (3) pilihan ganda (multiple choice).
b. Tes esei: (1) pertanyaan uraian terbuka dan uraian tertutup, (2) jawaban
    singkat (short answer), dan (3) isian (completion/fill in).

Perbedaan antara format butir soal tersebut tidak terletak pada efektivitasnya mengukur level kemampuan, tetapi lebih banyak pada aspek penerkaannya (dalam hal peserta tes kurang menguasai materi yang diteskan). 3

5. Jumlah butir soal
Jumlah butir soal berhubungan dengan reliabilitas tes dan representasi isi bidang studi yang diteskan; semakin besar jumlah butir soal yang digunakan maka kemungkinan semakin tinggi reliabilitasnya. Dari segi jumlah, tes objektif memiliki kekuatan lebih dibanding tes esei karena waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes objektif lebih singkat sehingga memungkinkan jumlah butir soal yang lebih banyak. Jumlah butir soal harus direncanakan: (a) jumlah keseluruhan, (b) jumlah untuk setiap pokok bahasan/topik, (c) jumlah untuk setiap format, (d) jumlah untuk setiap kategori tingkat kesulitan, (e) jumlah untuk setiap aspek pada ranah kognitif. Pertimbangan lain dalam penetuan jumlah soal adalah waktu yang tersedia, biaya yang ada, kompleksitas yang dituntut dalam tes, serta waktu ujian diadakan.

6. Distribusi tingkat kesukaran butir soal
Tes yang terbaik adalah tes yang mampu membedakan antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar. Salah satunya diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik sekitar 0,50. Selain itu, tingkat kesukaran soal ditentukan oleh tujuan tes (untuk seleksi, diagnostik,formatif, sumatif). Perlu diperhatikan bahwa soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah hendaknya diletakkan di awal tes, sedangkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi pada akhir tes. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan notivasi agar peserta tes lebih terdorong untuk mengerjakan seluruh butir soal. Selain dari poin-poin yang disebutkan di atas, dalam perencanaan tes, kita juga memerlukan beberapa pertimbangan lain: (1) apakah akan menggunakan open book atau closed book, (2) apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang, (3) apakah pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak, dan (4) bagaimana mode penyajian tes.

Kepada Yth, 
Pak Taufik Nugroho 
di tempat

I send my homework by My Blog, too : endangandayes. blogspot.com, email: endanganda75

Jumat, 07 Desember 2012

Jawaban Soal Ujian Mid-Test ICT in Language Learning


To : Mr. Taufik Nugroho, M.Hum.
Fr  : Endang Sri Andayani
       NIRM     : 20117470049
       Fakultas: Pendidikan Bahasa Inggris, semester 3.
       Mata Kuliah : ICT in Language Learning (Mid-Test, Take Home)

1.  Elaborate the following concepts:
     a. Information and communication technology
     b. The benefits of ICT  in language learning
     c. The weakness of ICT in language learning

2.  Tell the appropriate ICT media and the reason for :
a. Teaching listening and speaking
b. Teaching reading
c. Teaching writing
d. Teaching integrated skills

3.  Why is internet important in language learning?
4.  What are the critical issues of utilizing internet in Indonesia?
     Discuss!

Part two (50)%
You are to report the final progress of your blog design by sending me your blog address to: taufikn1743@yahoo.com

Answer:

1.    Elaborate the following concepts :

a.  ICT is the technology required for information processing, in particular, the use of
      electronic computers, communication devices and software applications to
convert, store, protect, process, transmit and retrieve information from anywhere,
anytime.
          ICT (information and communications technology - or technologies) is an umbrella term  that includes any communication device or application, encompassing: radio, television, cellular phones, computer and network hardware and software, satellite systems and so on, as well as the various services and applications associated with them, such as videoconferencing and distance learning.  ICTs are often spoken of in a particular context, such as ICTs in education, health care, or libraries. The term is somewhat more common outside of the United States. 

b. The benefits of ICT in language learning: ICT can facilitate not only delivery of instruction, but also learning process itself. Moreover, ICT can promote international collaboration and networking in education and professional development. There is a range of ICT options from video conferencing through multimedia delivery to websites which can be used to meet the challenges teachers face today. In fact, there has been increasing evidence that ICT may be able to provide more flexible and effective ways for lifelong professional development for today’s teachers. ICT also is fundamental to the implementation of e-education and offers greater opportunities to access learning redress inequalities and improve the quality of teaching and learning. ICT also makes it possible for teachers to offer learners unprecedented opportunities for development and lifelong learning.

c. The weakness of ICT in language learning :
 1. The program is designed using branching program so the student can have the possibility  to skip the assigned topics when they think it is too easy. To avoid from happening  teacher should go around the language laboratory and monitor that everyone is doing the same thing. If the teacher sees one student is trying to play smart and skip the topic, he should remind the student to go back to the assigned topic.

 2. The program will be useless in the hand of not creative teachers because they will just bring the students to the computer laboratory and let the students do whatever they want. In this kind of situation, some students feel that the teacher will not supervise them so instead of doing the activities in the program they will just play computer.


2. The appropriate ICT Media and the reasons for:

a. Teaching listening and speaking:

In my opinion, the appropriate ICT media for listening and speaking is availability of language laboratory which is equipped with audio –visual like CD, Video player, Earphone, computer and so on. The students can listen to the native speaker model which is displayed with video player. The students are asked to simulate the conversation which is displayed in video-cd. The teacher guide to practice among them.
       The importance of listening in language learning can hardly be overestimated.  Through reception, we internalize lingusistic information without which we could not produce language.  In classroom, students always  do more listening than speaking.  Listening competence is universally “larger” than speaking competence. 

b. Teaching reading:
The appropriate ICT media can be used is blog. The teacher can guide the students to read the reading materials from someone’s blogger.

c. Teaching Writing:
The appropriate ICT media in teaching writing is tape recorder or CD player. By using tape recorder or CD player, we can dictate by using tape recorder or CD player and the student will write down what the cassette says (for elementary student).

d. Teaching Integrated Skills:
The appropriate ICT media in teaching integrated skills is computer and software. By using computer and software, the student can master all of the listening, speaking, reading, and writing. The name of the soft ware is grammar software.  It contains of questions and automatic answer and grammar lesson.


3. Internet is very important in language learning because learners are given a chance to study and review the materials as many times they want without limited time. For example e-mail writing clearly create a real purpose and audience, both of which are sometimes lacking in the more conventional writing classroom, develop student’s grasp of technology , improved their command of English, give them a sense of pride in their own work and enlarged their awareness of themselves as member of international, global community.

4. The critical issues of utilizing internet in Indonesia are :

1. Government of Indonesia should block porn movies;
2. Government of Indonesia should be aware of prostitution by using internet access;
3. Government of Indonesia should be aware of game online. It can addict our children and make them lazy to study etc;
    4. Make a students addicted to internet;
    5. Cyber crime.


Maaf sebelumnya pak, ini alamat blog saya http://endangandayes.blogspot.com. Thank you very much pak.